Rabu, 08 Agustus 2012
" Kasta dalam Cinta. Perlukah ?! " -part 4-
-Part 4-
Lagi-lagi shilla pulang ke rumah suaminya larut malam seperti hari ini. Ia mengendap-ngendap bagai maling, agar tidak ketahuan oleh suaminya.
Tap. Tiba-tiba lampu yang ada di ruang tamu menyala dengan sendirinya, langkah shilla pun lantas terhenti.
"dari mana aja kamu ?" tegur riko suaminya, berlagak seperti satpam ia bersiaga menghadang istrinya yang kali ini ketahuan pulang larut malam.
"bukan urusan kamu riko !" tekan shilla kepadanya, ia tak peduli jika menjadi istri durhaka kepada suami, karena ia sudah tak tahan lagi dengan riko yang protektif terhadapnya.
"bukan urusanku kamu bilang ?" tanya riko dalam keadaan amarah diujung tanduk.
Plakk.. Tamparan keras mendarat lepas di pipi kanan shilla yang mulus.
"riko, aku minta cerai dari kamu !" tanpa sadar, dengan lancarnya shilla berucap sedemikian, karena rasa sakit yang timbul akibat tamparan tsb..
"apa cerai ?" riko seolah tak percaya..
"iya." jawab shilla mantab
"baiklah kalo itu maumu, aku akan mengabulkannya, toh dalam pernikahan kita. Tak ada yang namanya cinta, buat apa lagi dipertahankan ? Fine, kita cerai." talak riko, secara agama mereka telah resmi dinyatakan bercerai.. Karena riko telah menalaknya.. Tinggallah diajukan ke pengadilan agar diproses secara hukum yang berlaku..
Setelah riko pergi menuju ke kamarnya. Air mata shilla langsung tumpah, berderai membasahi kedua pipinya. Ia merasa terpukul karena tak menyangka rumah tangganya hancur seketika hanya dalam waktu sesingkat ini..
Isakan tangis tertahan mengiringi malam gelap gulita, segelap hati shilla.. Andainya tak ada kasta dalam cinta, perjodohan ini tak akan mungkin terjadi!
***
acha terbangun dari tidur lelapnya semalam.. Menguap di pagi hari sudah menjadi kebiasaannya.
Samar-samar ia mendengar suara irsyad sedang mengobrol dengan keluarganya di ruang tamu..
Nalurinya pun membawanya untuk sekedar menengok mereka yang sudah terbangun lebih awal darinya.
"eh acha, kamu udah bangun ?" tegur irsyad, sambil mengulas senyum manisnya itu..
Acha menatap keluarganya penuh kebingungan. Apa gerangan yang membuat mereka senyam-senyum gaje seperti ini ?
"cha kamu sibuk pagi ini ?" tanya irsyad, gelengan mewakili jawaban acha.
"ikut aku yuk !" ajaknya, lalu menyeret tangan acha untuk ikut bersamanya.
"eh syad tunggu, aku mandi dulu."
"udah cha nggak usah mandi, gitu udah cantik kok." sahut ozy
"kakak." perotes acha
namun keburu irsyad membawanya keluar, ozy dan kedua orang tuanya pun hanya tersenyum melihat kejadian ini..
Mereka senang,, senang dengan obrolan mereka tadi dengan irsyad sebelum acha terbangun..
***
ray tetap berjalan menapaki jalan raya yang ramai dipadati kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang..
Mobilnya mogok tadi malam, terpaksa ia berjalan kaki.. Bisa saja ia menyetop taxi maupun angkotan umum yang lewat, namun keinginan itu tak sedikit pun muncul di benaknya.
Ia tak ingin lebih cepat datang ke rumah istrinya.. Dalam hatinya masih terukir satu nama yaitu olivia gadis sederhana yang ia cinta, namun cintanya yang agung terpaksa terhalang dinding pemisah. Iya, ia telah mempunyai istri sekarang.. Olivia yang sebenarnya telah menjadi kekasihnya sebelum statusnya berubah tidak lajang lagi. Akhirnya putus di tengah jalan, karena tak mendapat restu dari mamanya..
Oh Tuhan, perlukah kasta dalam cinta ?!
Seandainya ray boleh memilih ia akan memilih untuk terlahir menjadi orang yang sederhana namun penuh cinta dan kasih dalam kehidupannya.
Ia rela hidup di gubuk derita asal mengarungi bahtera bersama orang yang ia cinta, olivia.
Sekejap, ia berfikir untuk melayangkan surat cerai kepada istrinya.
Iya, ini akan ia lakukan. Ray pun menyetop taxi, ia akan mengurus surat cerainya dengan Reira di mahkama agung. Saat ini juga..
***
acha dan irsyad berhadapan, saling pandang dengan penghayatan yang mendalam.
Irsyad telah melamar acha, dan sekarang ia sedang menunggu jawaban darinya. Ternyata maksud irsyad datang pagi-pagi kerumah acha, inilah tujuannya.
'mungkin sekarang waktunya, untuk aku benar-benar melepas kamu mas deva' batin acha
"iya aku mau syad." jawab acha pada akhirnya.
"yang bener cha ?" tanya irsyat meyakinkan pendengarannya. Acha mengangguk dua kali.
"makasih cha." girang irsyad, dan tanpa rasa canggung ia langsung memeluk tubuh acha erat.. Akhirnya Kini impian untuk merubah statusnya dengan acha masuk ke taraf yang lebih jauh pun tercapai.. Bahagianya pun tak terkira..
Acha tersenyum pahit, ia akan mencoba untuk mengisi hatinya dengan yang lain.. Kelak, pasti ia akan terbiasa..
Irsyad melepas pelukannya perlahan. Diiringi janji suci, ia memakaikan sebuah cincin emas putih dihiasi permata biru di jari manis calon istrinya.
Sekali lagi irsyad memeluk acha erat mendekap acha dalam dadanya.. Tak ingin ia melepaskannya.
"aku sayang kamu cha." gumannya tepat ditelinga acha,, acha pun perlahan menggaitkan tangannya dipinggang irsyad bertujuan untuk membalas pelukannya.
Cemburu menguras hati deva,,
ternyata ia sudah lama memperhatikan acha dan seorang pemuda tampan di hadapannya.
"semoga kamu bahagia cha." lantun deva.. Kini ia pun menjadi lega, karena acha jatuh ke tangan orang yang lebih pantas mendapatkan cintanya.. Keputusannya untuk menentang perjodohannya dengan ify, berangsur menjadi persetujuan..
Jalan kita sudah tak sama.. Kita berbeda..
Cinta kita biarkan bersemi di hati, walau kita tak lagi saling memiliki. Itulah hakekat sebuah cinta..
***
persidangan perceraian shilla dan riko telah usai, tanpa sepengetahuan kedua orang tua belah pihak.
Shilla tak sanggup lagi menahan beban penderitaannya. Ia takut memberi tahu perihal tsb kepada sang mama.. Ia belum sanggup.
Ia turun dari mobilnya, tepat dipinggir jembatan layang. Ia menepi, menengok air sungai dengan arus deras di hadapannya itu.
"lebih baik aku mati, dari pada di penggal sama mama." gumannya, lalu terjun bebas ke sungai.. Tubuhnya pun terseret arus tanpa ada yang mengetahuinya.
***
tok.tok.tok..
Ray mengetuk pintu sebuah rumah yang ia hampiri, se sudah mengirim surat cerainya di kediaman istrinya.
Tak lama seseorang membukakan pintu.
"ray, kamu.." kejut orang tsb.
"olivia, ayo kita pergi." ajak ray
"tapi ray."
"aku mohon. Kamu cinta kan sama aku ? Kalo kamu beneran cinta dan sayang sama aku, kamu ikut aku, kita pergi jauh dari sini."
"maaf ray."
"liv.." mohon ray
"jangan paksa aku." olivia langsung menutup pintu rumahnya..
"liv, oliv. Buka pintunya.." pinta ray, hancur lebur hatinya ketika mendengar kalimat maaf yang menandakan penolakan secara tak langsung dari olivia.
Setitik bening kristal pun perlahan jatuh, membasahi ke dua pipi ray, hilanglah harapannya, hilanglah gairah hidupnya.
Ia pun memutuskan untuk pergi. Bagaimanapun juga ia tak boleh egois dan memaksa olivia untuk siap menderita dengannya.
Tiba-tiba ada orang tua yang menyeberang, karena remnya blong. Ray pun membanting stirnya ke kiri jalan.
Brakk..
Mobil ray menghantam pohon di hadapannya.. Dahinya membentur stir, darah segar pun mengalir perlahan dari dahinya tsb.
Nasib hidupnya pun masih dipertanyakan ?
***
"shilla. Ray." guman zahra yang tiba-tiba mendapatkan firasat buruk..
Ia beranjak dari kursi panasnya, menghadap ke cendela, menatap gedung-gedung pecakar langit yang ada di luar sana.
Tok. Tok.
"masuk."
orang yang mengetuk pintu ruangannya pun masuk.
"nyonya presdil.. Ada kabar buruk, semua clien memutuskan kerja sama kita secara sepihak, dan.. Kemungkinan terbesar perusahaan ini akan diambang krisis alias gulur tikar nyonya." tutur orang tsb yang ternyata adalah tangan kanannya zahra.
"apa ?" shock zahra
"bagaimana bisa semua clien membatalkan kerja sama ?" tanya zahra yang seolah tak percaya.
"mereka komplaint dengan kebijakan perusahaan yang dianggap kurang efisien."
zahra terdiam, mungkin ini pukulan terhebat hidupnya dari tuhan.
Sekarang adakah jalan keluar yang bisa mengatasi masalah perusahaannya ?
Bagaimana dengan hidupnya nanti jika ia jatuh miskin ?
Bagaimana dengan nasib para karyawan dan pegawainya ?
Belum lagi nasib shilla dan ray yang tidak diketahui hidupnya ?
Cinta deva dan acha yang terhalang kasta ?
Kejutan apa lagi yang akan diujikan tuhan kepada keluarga zahra ?
Tak bisa menebak, hanya tuhanlah yang mengetahuinya.
To be continue...
***
By : Wulan (Kelompok 1)
Jika suka dengan Cerbung ini silahkan beri jempol ya !!!
-SSL-
Woelian Alvinovela Sindhunata (Pecinta 'Cakka Alvin')
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar