Rabu, 08 Agustus 2012

YOU’RE MY LOVE, DEV !! (Short Story)



*********************
**YOU’RE MY LOVE, DEV !!**


        Terik matahari menerobos ventilasi sudut ruangan, menyilaukan retina ku, hingga pupil ku mengecil di buatnya, tubuh ku juga tersengat seperti di sengat api, sungguh sangat panas. Ku hela nafas sesaat, dan ku hempaskan sekuat mungkin agar menghapus rasa sengak di tenggorokan ku.
        Ku lirik arloji sesaat. 12.30. berarti 1 jam lagi aku dapat menghempaskan tubuh di atas kasur, sungguh waktu yang lama. Mengapa waktu begitu lama bergulir di saat tidak mengenakkan ini ? batinku berbicara.
        “ itu karena kamu tidak memperhatikan pelajaran, Cha.” Sahut seseorang yang membuat ku sedikit terhenyak. dia bisa baca pikiran ku, lagi lagi batin ku berkata.
        “ kamu tak usah bingung Cha. Aku memang bisa membaca pikiran orang. Gini yah Cha, sebenarnya baru kali aku bisa membaca pikiran mu. Apa kamu mempunyai kekuatan sama seperti ku ?” Lanjutnya, hingga sontak membuat ku terkejut dengan penuturan dan pertanyaan nya tadi. Ya, bagaimana tidak, dia adalah orang pertama yang menanyakan itu pada ku. Chasarina Novadituan itulah nama ku. Sejak umur 4 tahun aku memang mengetahui bahwa aku mempu yai kelebihan, yaitu : BISA MEMBACA PIKIRAN ORANG.
        “Cha? Hello Cha? Aku tahu kok kamu punya kekuatan seperti ku, karena kata mami bahwa hanya ‘orang yang bisa membaca pikiran orang’ yang bisa mengetahui seseorang itu mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam hal apa.” dia berbicara lagi. Sungguh, dia bisa baca pikiran aku, anak ini benar-benar jenius, lebih jenius dari Thomas Alva Edison sepertinya.
        “Dan aku tahu, bahwa kamu memiliki kekurangan dalam bidang olahraga, kamu lemah dibidang itu. Iya kan, Cha?”
        Teman ku ini merupakan siswa baru, aku pun tak tahu namanya karena saat perkenalan aku tidak memperhatikan. Dan ku pikir-pikir buat apa juga coba, nggak penting banget.
        “Kamu dari tadi kebanyakan ngoceh deh. Aku belum sempet jawab, eh, nyerocos lagi nyerocos lagi. T’rus, kok kamu SKSD banget sama aku. Nggak seperti anak lainnya yang enggan berbicara dengan ku karena menurut mereka aku anak seorang dukun. Apa kamu tak seperi mereka yang menganggap ku …… ?”
“Tidak, Cha. Kamu bukan anak seorang dukun. Tapi apa karena ayah mu juga bisa melihat masa depan, hingga mereka menyimpulkan bahwa ayah mu itu seorang dukun?”sela nya di saat emosi ku memuncak.
“Iya, saat itu, sahabat ku, Zha, main ke rumah aku. Ayah bilang kepada Zha agar lebih baik pulang secepatnya sebelum Adzan Magrib, karena akan terjadi suatu hal dengan rumahnya. Ternyata benar, rumah Zha kebakaran setelah Adzan Magrib. Zha menyesal karena tidak mengindahkan nasehat ayah ku. Tapi setelah itu dia sangat membenci aku dan keluarga ku karena menurut nya ayah ku lah penyebab kebakaran rumah dan meninggal nya adik bungsunya itu.” Sahut ku cepat menceritakan semuanya. Anehnya, baru kali ini aku mau bercerita dan terbuka pada orang yang baru aku kenal. Ya, tapi aku kan sudah baca pikirannya bahwa dia anak yang baik. Aku pun sempat melenyit ke hal yang membuat aku kaget, yaitu aku menjalin hubungan lebih dari teman dengannya.
“O’ya, siapa nama mu?” lanjut ku sedikit mengalihkan pembicaraan.
“Dev. Putra Dev Agung Wirayoga.”
“Orang Bali?”
“Ya.”
“salam Kenal.”
“he.em, lalu sampai sekarang..?” tanyanya, ku kira dia ingin melanjutkan hal tadi, tapi bel telah berbunyi, sangat tidak terasa, satu jam artinya aku berbincang dengan Dev tadi. Hahaha, parah kamu Cha, batinku meledek.
*******************
“cha..”
Terdengar sebuah suara menyapaku. Ku tengok seratus delapan puluh derajat. Dev yang memanggil ku rupanya.
“hmm” gumam ku.
“Pulang bareng yuk”
“aku kan bawa motor Dev.”
“yodah, lumayan, aku nebeng, ntar aku boncengin deh.” Pintanya memohon dengan wajah memelas.
“okede”
“Yuk”
“hooh”
                         ****************************      
Drrt..drrt…
Satu pesan masuk di hp Acha. Gadis ini terkejut. Dia aja masih molor sebelum hp nya bergetar, tapi… dia tersenyum. Betapa tidak. Dev, sahabat barunya ngesms dia.
From : My BFF -Dev-
‘pagi Cha. Udah bangun belum nih.?
‘oya, Cha. Nama kamu panjanga’y appah Cha?
Acha tersenyum membacanya.
Dengan iseng dia balas sms itu dengan cekikikan.
To : My BFF -Dev-
‘Pagi juga, Dev.
‘baru ajah aku bangun, habis kamu ganggu seh.. :D
‘nama panjang aku : chaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa *panjang bukan, Dev ? :D
‘nama ku Chasarina Novadituan. Panggil aja Acha.
‘J
“Send” kata Acha kemudian seraya menekan pipet bagian tengah navigasinya.
“Mandi dulu ah.” Lanjutnya..
************************
My BFF -Dev- calling, itulah satu kalimat yang sekarang tertera di layar BB nya.
“Hah? Dev nelpon, kenapa ya” gumam Acha.
Untuk menjawab pertanyaan hatinya, Acha menekan pipet hijau, dan………
“Hallo, Ada apa, Dev?”
“I LOVE YOU”
Hanya kalimat itu yang terdengar keras dari seberang sana, namun belum sempat Acha menanggapi, telepon telah diputus. Acha bingung, gundah, gelisah. Semuanya bercampur aduk menjadi satu adonan. Apa yang sebenarnya terjadi, Ya Allah. Kalau memang Dev mencintai ku, tetapi aku dan dia beda keyakinan. Mami dan papi pasti tidak merestui hubungan kami. Kakakpun pasti begitu. Oh, Dev, mengapa kau harus mencintai ku. Tapi,,, lebih baik, aku tanyakan lebih jelas sajalah. Batin ku berucap demekian.

To : My BFF -Dev-
‘Dev, apa yang kamu teriakin di telpon tadi benar?

From : My BFF -Dev-
‘Iya, Cha. Mau nggak jadi pacar aku? :)

To : My BFF -Dev-
‘aku…
‘aku nggak bisa Dev.
‘kita beda keyakinan.
‘kita berteman saja yah, Dev. :)


From : My BFF -Dev-
‘hmm.
‘okedeh. :(

From : My BFF -Dev-
‘Dev marah sama Acha? :(
‘Kita sahabatan aja yah Dev.
‘jadi, Dev tetap bisa sama Acha.
‘mami, papi, dan kakak pasti juga restuin kalau kita sahabatan. :)

From : My BFF -Dev-
‘ga kok Cha.
‘Okk okk Cha. :)

To : My BFF -Dev-
‘Dev.
‘ada yg suka sama kamu llo. :D

From : My BFF -Dev-
‘siapa?

To : My BFF -Dev-
‘sahabat aku di Jepang.
‘Namanya Otawa Nasamba.
‘Kelahiran Jepang, ayah nya Jepang, tapi ibunya Indonesia.

From : My BFF -Dev-
‘darimana dia kenal aku?

To : My BFF -Dev-
‘ya dari aku lah dev :-

From : My BFF -Dev-
‘kok bisa kamu kenalin aku sama dia?



To: My BFF -Dev-
‘Karena waktu kita wtw di fb, dia liat pp kamu ganteng, dan sepertinya kamu orang baik. Begitu katanya.

From : My BFF -Dev-
‘boleh aku minta no hp nya?

To : My BFF -Dev-
‘mengapa tidak?
‘o852498o4368

From : My BFF -Dev-
‘thanks.
‘aku nggak akan lupa kamu kok, kalau aku udah jadian sama Nasa.
‘I will still love you, Cha. :*
‘aku SAYANG kamu.

To : My BFF -Dev-
‘Iya, sahabatku.
‘aku juga sayang sama kamu.

Itulah kiranya sms terakhir ku sama Dev. Entah kenapa butiran bening membasahi pipi ku. Aku tak dapat membendungnya. Aku merasa Dev akan melupakan ku setelah dia mendapatkan orang yang bisa menerimanya. Ya, betapa tidak, kemungkinan itu besar sekali, Nasa dan Dev sama – sama beragama Hindu. Ditambah Nasa sekarang memang resmi menjadi pacar Dev. Tapi, aku juga tak dapat menghalangi mereka. Aku juga tak dapat mengakatakan bahwa Nasa adalah seorang TMT, ya, karena aku lah yang ngecomblangin mereka. Tapi, tetap saja hati ini tak ikhlas. Tapi, ya sudah lah. Hmm, dari tadi, aku curhat kok kebanyakan tapinya ya? Hee, batinku.
Sudah lama rasanya aku tidak berhubungan dengan sahabat ku itu, Dev. Apa dia lupa dengan aku? Dev, aku kangen kamu, batinku.
****************
Sinar mentari pagi ini membangunkan ku lebih awal, entah apa yang membuatku begitu bersemangat pagi ini. Tidak seperti biasanya. Ku singkap tirai di kamarku. Ku buka jendela. Ku hentangkan tangan seraya menggeliat layaknya menghirup udar segar. Tiba – tiba aku teringat Dev, sahabat lama ku itu lama tak menyapaku.
“Dev, kamu apa kabar?” tiba-tiba kalimat itu spontan ku ucapkan.
“Baik.” Sebuah suara lembut menyahut dari arah belakang, suara yang sangat ku kenal. Tapiiiiiiiiiiii,, aku sedikit lupa itu suara siapa. Ku balikkan badan ku, dan ….. aku terkejut. Dev sekarang berada di depan ku ? ya dia ada di kamar ku. Suara itu suara Dev.
‘‘Kamu bingung” tanyanya membuyarkan lamunan ku.
“Tetap saja kau yang dulu, Dev. Dev yang bisa membaca pikiran orang. Dan aku tahu, kamu kesini bersama Ayah baru mu bukan?” Jawab dan tanyaku balik.
“Kamu juga, Acha yang dulu, Acha yang bisa membaca pikiran orang. Acha yang pernah menolakku karena aku dan Acha beda agama. Tapi sekarang aku udah jadi Islam Cha. Aku Islam. Aku diangkat menjadi anak seorang kaum muslim. Dan aku menjadi mu’alaf. Kedatangan ku kesini untuk…..” sehutnya sembari duduk diatas kasur ku, tanpa ada yang memerintah.
“Untuk apa?” tanyaku polos. Aku semakin terpesona akan kejeniusan dan kebijakan Dev dalam mengemukakan suatu pernyataan, ya pernyataan bukan pertanyaan.
“Untuk ….” Kalimatnya terpotong, entah apa yang mau dia katakana, aku  masih belum bisa membaca pikran itu, ya dia menggunakan sebuah mantra hari ini untuk melindungi pikirannya agar aku tidak dapat membacanya..
“Kenapa kamu menutupi pikiran mu sekarang Dev? Hingga aku tak dapat membacanya ? Kamu baru menggunakannya detik-detik ini saja. Karena tadi aku masih dapat membaca pikiran mu.” Potong ku tak tahan untuk mendengarkan hal apa yang sebenarnya mau dia katakannya.
“Hahaha, terserah aku dong, yang penting kamu mandi dulu, lalu temui aku dan ayah di ruang tamu yah. Muachh.” Dev menyambar cepat pertanyaan ku, bangkit dari kasurku lalu… mengecup bibir ku sesaat, dan keluar kamar tanpa berpamitan dengan ku. Itu hal yang di larang agama Dev. Apa kau belum tahu itu. Huh.. :( batin ku kesal, namun tetap saja hati ku berbunga – bunga, karena Dev telah kembali, dan lebih bagusnya, Dev sekarang ISLAM. Satu aliran dengan ku. Ah, aku lupa, aku kan harus mandi lalu menemui Dev dan ayah nya di ruang tamu, batin ku berkata lagi membuyarkan lamunan bunga – bunga ku.
Ku sambar handuk yang menggantung di dekat jendela, ku langkah kan kaki bergegas menuju kamar mandi yang ada dikamarku.
Gebyur.yur.gebyur.

“syalalala..lalalalal…lallalala” dendang ku bernyanyi tanda mengungkapkan hati ku yang sedang berbunga ini.
******************

Tak tik tuk tik tak, begitulah kiranya bunyi derap kaki ku yang menuruni tangga.
“Pagi, Papa, Om, Dev.” Sapa ku seraya menyalami mereka satu persatu.
“Pagi” sahut mereka serempak.
“Langsung aja ya, Om dan Dev kesini bertujuan untuk melamar mu, Cha.”
Tiba tiba suara ayah Dev dan Kalimat itu mengagetkan ku. Deg, aku benar – benar kaget.
“Hmm. Gimana Cha?” Tanya papa pada ku.
“Kalau Acha sih, asal papa setuju, Acha juga setuju. Pa.” sahut Acha malu-malu.
“Yes” sorak Dev.
“Cha, jadi kapan kita nikah nya?”
“Minggu depan.” Sahut Papa Acha cepat..
“Secepat itu Om?”
“Ya. Keberatan?”
“Oh, tentu tidak, Om. Itu malah membuat saya senang.” Kata Dev sembari mengedipkan matanya ke Acha dan memeluknya.
**************************
“Cha..” kata Dev sembari mendekatkan wajahnya ke Acha.
“Iya?” Jawab Acha polos.
“Makasih yah udah mau jadi istri aku.”
“Iya :) YOU’RE MY LOVE, DEV !! ” sahut Acha cepat.
"YOU'RE MY LOVE, TOO, ACHA" timpal Dev tak kalah cepat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar